SEPUTAR KLUB FUTSAL INDONESIA - SUPPORTING MEDIA

Sunday, 20 October 2013

4 Tips Berpengaruh Dalam Bermain Futsal

Pernahkah Anda bermain dalam sebuah tim futsal, tetapi yang ada malah seperti bermain sendirian? Berkali-kali minta bola gak dikasih, berkali-kali maju gak dapet bola. Atau yang lebih nelangsanya lagi, Anda harus naik turun lapangan hanya untuk mendapatkan sedikit kesempatan membawa bola. 

Sudah saatnya Anda mulai jadi seorang pemain sesungguhnya. Berbeda dengan olahraga macam golf, single tenis, bulutangkis, sampai pencak silat, kesemua itu adalah olahraga tunggal. Futsal adalah permainan tim. Anda tak bisa memainkannya seorang diri. Mesti ada empat orang lainnya agar pertandingan bisa dimainkan. Dan empat orang plus Anda inilah yang mesti bekerja sama, atau lebih sulitnya lagi mesti padu dalam urusan taktik dan skema permainan. 

Jika Anda bermain futsal dalam sebuah tim dengan seorang coach, masalah tidak terlalu rumit. Anda atau rekan kebablasan bermain individu sedikit saja, cepat atau lambat akan tersisih. Coach mengerti pentingnya kesatuan tim, tanpa itu skema alias rencana memenangkan pertandingan tak akan berjalan. 

Karenanya ia tak butuh pemain yang tak mau menjalankan rencana untuk menang. Ia tak butuh pemain yang punya rencana sendiri untuk show off.

Sekarang, bagaimana kalau Anda bermain dalam tim tanpa pelatih? Yang sekedar hobi gitu atau sekedar main sama anak-anak kampung, apa yang mesti dilakukan? Saya akan bilang wow, saya kagum Anda bertahan sejauh ini. 

Kalau bukan karena bakat Anda yang besar, bisa jadi karena kesabaran Anda yang super besar. Gimana nggak, main futsal dengan teman-teman sendiri, atau temen-temen kampung justru tingkat kesulitannya lebih besar daripada bermain dalam tim yang terorganisir. Hei, ini bukan kritik sosial atau yang semacamnya. Hanya saja dalam sebuah tim yang tak terorganisir, kalau Anda berbakat besar, dan teman-teman mengakui itu, segalanya memang lebih mudah. Seringkali mereka akan memberi Anda bola karena sungkan. 

Tapi itu kasus yang jarang terjadi dalam tim penuh pemain berbakat yang tanpa seorang pelatih. Masing-masing berbakat bisa tanpa sungkan bermain sendiri-sendiri menunjukkan kemampuannya. Bisa frustasi. Sekarang apalagi yang masih tahap pemula, bisa frustasi berkali-kali. Sangat saya rekomendasikan bagi pemula manapun yang benar-benar tertarik dengan futsal, segera carilah tim yang ada pelatihnya. Saya serius, karena jika tidak begitu Anda membuang banyak waktu pembelajaran yang berharga.
 
Wah, saya cuma ingin ini sebagai hobi. Bukan yang serius seperti itu kok?
Saya akan bilang, tetap saja. Anda main futsal. Bukan main treadmill. Apa asyiknya main bola kalau tidak menyentuh bola sama sekali, cuma berlari ke sana ke mari? Hati-hatilah jika bertemu orang yang berkata seperti itu (termasuk Anda). Futsal cuma buat cari-cari keringet

Bisa jadi itu cuma alasan menutupi rasa malu kenapa main futsal tapi tak dapat bola. Karena kalau beneran cari keringat, ia pasti aktif berolahraga yang lain. Yang lebih jelas. Jogging misalnya? Bersepeda? Renang? Apapun selain main bola tanpa bola.
 
Oooo..keeeee…… Lantas, saya harus gimana dong kalau suka futsal, tapi gak punya pelatih, gak pengen jogging dan semacamnya, tapi ingin dapat bola? Gedung yang baik itu yang ada tangga daruratnya. Untuk kasus darurat siaga satu Anda yang terjebak bermain tanpa seorang pelatih, langkah-langkah berikut bisa menyelamatkan Anda dari darurat frustasi bermain futsal.

Jadilah yang pertama melakukan permainan tim.
Jika tak ada pemain yang mau memulai kerjasama tim, Anda jangan menyerah dan mengutuk tim ini. Ini tim Anda! Jadilah yang pertama memulainya. Beri passing lebih banyak dari pemain individualis lain. Mundurlah ke belakang di saat semua ingin jadi striker. Pressing lah lawan di saat yang lain cuma duduk diam. Teruslah membuka opsi passing bagi rekan meski akhirnya dia tembak sendiri. Apapun yang terjadi, jadilah yang pertama melakukannya.

Jangan menyerah bila ini membuat Anda seolah tak terlihat di lapangan.
Salah satu hal yang biasanya diinginkan seorang pemain individualis adalah menunjukkan kemampuannya. Ia ingin orang melihat kemampuannya. Karenanya, ya, Anda beresiko tidak terlihat bila menjadi seorang pemain tim. Penonton dan rekan-rekan tak akan sering melihat skill dribbling Anda, shooting yang keras, hingga kreativitas. Hilang dong kesenangan bermainnya? 

Di titik saat Anda merasakan hal seperti ini, jangan menyerah. Teruskan permainan tim yang Anda lakukan meski Anda sendirian. Karena sesungguhnya Anda tengah mengincar sesuatu yang lebih berharga daripada sekedar terlihat. Dalam kontribusi terhadap tim, Anda mengincar kemenangan yang tak hanya dirasakan sendiri, tapi juga bersama tim..
 
Jadilah contoh dan bangun reputasi jangka panjang.
Anda sudah memberi contoh, tapi bola masih belum juga datang? Tenang kawan, ini bukan soal menuai hasil yang cepat. Karena bila hasil cepat yang Anda inginkan, langkah yang saya bongkar satu per satu ini tidak cocok untuk Anda. 

Silahkan memulai kembali berlari ke sana ke mari mengejar bola sendiri. Anda bisa cepat dapat bola, tapi cepat kehilangan dan nyarinya juga penuh kesulitan. Makanya ini bukan soal menuai hasil cepat, dengan menjadi contoh pemain tim paling pertama yang memulai permainan tim (coba ulang 10x kalo nggak belibet), Anda tengah membangun reputasi jangka panjang. 

Reputasi Anda sebagai pemain tim, yang dengannya para pemain berbakat menyadari bahwa Anda mudah diajak bekerja sama. Mereka passing, Anda berikan one two. Mereka lari, Anda berikan pass thru (terobosan). Mereka kosong di depan gawang, Anda berikan assist. Bila reputasi ini telah terbangun, siapakah yang paling pertama dicari pemain berbakat dalam tim? 

Kalau saya sih jawabannya mudah, ya ke Anda. Andalah yang saya passing kalau ingin one-two. Andalah yang saya assist kalau shooting buntu. Dan Andalah pemain pertama yang saya cari.

Perbaiki skill Anda sembari membangun reputasi.
Sambil perlahan memupuk benih reputasi Anda, jangan hanya diam mengharapkan hasilnya. Akan percuma bila rekan menaruh kepercayaan dan kita mengacaukannya dengan passing yang lemah, kontrol bola yang buruk, atau postur tubuh yang terlalu menunduk hingga kesulitan mencari teman. Tegakkan postur tubuh Anda, kalau dribbling jangan dorong bola terlalu jauh.

Cukup sekitar 30 cm saja atau sekitar satu setengah panjang sepatu Anda ke depan, dekat dengan kaki, supaya saat dribbling Anda bisa dengan tenang melihat sekitar karena mengetahui bolanya di dekat kaki Anda. 

Lalu perbaiki teknik passing atau umpan. Jangan cuma skill dribbling yang diperbaiki, passing lebih penting malah sehingga umpan yang Anda beri enak diterimanya, tidak diserobot lawan, dan pas. Lalu terakhir latih kontrol bola Anda, salah satunya dengan juggling. Kalau Anda mudah kelepasan bola saat diumpan, pemain yang tidak egois sekalipun akan takut mengumpan Anda. 

Bisa bahaya. Karena itu imbangi kerjasama dengan perbaikan kemampuan. Hal itu akan berbuah manis pada saatnya.
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...